| |
Menyiasati penggunaan lahan yang terbatas untuk hunian menjadi tantangan yang semakin banyak dihadapi oleh arsitek dan kontraktor. Mereka tidak hanya dituntut mampu mengakomodasi kebutuhan ruang tetapi juga berkreasi untuk mengekspresikan gaya hidup pemilik rumah. Rumah urban yang berlokasi di kawasan Bintaro Jaya, Tangerang merupakan karya arsitek Hanny dan rekannya. Dengan lahan seluas 118 m2 tanpa pagar pembatas arsitek berupaya mengoptimalkan kaveling tersebut untuk tempat tinggal satu keluarga dengan tiga orang anak. Sebagai tahap awal, arsitek dan pemilik sepakat memilih gaya modern minimalis dengan sedikit modifikasi warna sesuai dengan keinginan pemilik. Massa bangunannya menonjolkan komposisi bidang berbentuk kotak geometris yang disusun maju mundur atau miring sehingga tampil dinamis. Atapnya berbentuk setengah pelana sehingga menjadi aksen pertama yang langsung menarik perhatian orang. Mengikuti posisi bangunan yang berada di sudut kaveling (hook), rumah ini dirancang dengan dua fasada yaitu tampak depan dan tampak samping. Sebagian besar dinding dicat warna kuning muda dan warna kuning tua. Beberapa bidang lainnya diberi finishing tekstur garis dan dicat warna abu-abu sedangkan kusen jendela dan daun pintu diberi finishing warna putih. Aksen pada tampak muka dirancang berupa kanopi dari kerangka baja dengan sistem gantung / kantilever yang menaungi carport dan area masuk. Aksen lain berupa struktur penopang kanopi dan beberapa teralis balkon yang dirancang berupa kisi-kisi dan diberi finishing warna merah. Ada pula ornamen berupa tiang bendera yang menempel pada dinding. Selanjutnya, arsitek juga sangat memperhatikan sirkulasi udara dan masuknya cahaya alami ke setiap sudut rumah agar hunian sehat dan nyaman. Karena itu, dipasang kipas turbin pada atap dan membuat lubang void sampai ke atap di atas dapur sementara semua ruangan yang menghadap ke arah luar dilengkapi oleh jendela kaca yang lebar. Semua dinding dalam dan plafon dicat warna off white kekuningan. Demikian pula dengan warna keramik pelapis lantai agar memberikan kesan terang dan lapang. Selanjutnya, arsitek menerapkan susunan ruang (layout) yaitu ruang-ruang semipublik ditempatkan di lantai dasar sedangkan ruang-ruang privat dan servis di lantai atas. Agar ruangan efisien beberapa trik diterapkan diantaranya fungsi ruangan tamu digabung dengan ruangan keluarga sedangkan area dapur disatukan dengan area makan. Sebagian ruangan di lantai dasar diberi penyekat transparan. Contohnya antara ruangan duduk dan ruangan makan serta dapur disekat dengan pintu geser dari kaca sandblast setinggi plafon. Tangga dalam juga dirancang cukup selebar 60 cm dengan bentuk menyerupai huruf U sedangkan kerangka baja serta anak tangga dari keramik bermotif kayu juga diekspos sehingga memberikan kesan “ringan”. Selain itu, ruang kolong atap (attic) yang berada di atas kamar tidur dimanfaatkan untuk tempat penyimpanan dan area cuci jemur. Pendekatan desain yang berbeda juga terlihat pada furnitur yang tidak lagi didominasi oleh bentuk kotak geometris tetapi diberi sedikit sentuhan melengkung atau ornamen dekoratif yang eksentrik sehingga tampil elegan. Hal ini terlihat pada seperangkat sofa di ruangan duduk yang dikombinasikan dengan coffee table dan meja konsol bernuansa modern klasik. Selain aksesori berupa cermin bulat yang besar, pemakaian pelapis warna cokelat menghadirkan suasana yang hangat. Beranjak menuju dapur dan area makan, terasa kesan modern dan dominasi warna merah yang merupakan warna favorit pemilik. Hal ini terlihat pada finishing high pressure laminate / HPL pada lemari (kitchen set). Agar tidak berkesan monoton, beberapa pintu lemari dapur dibuat dari kaca buram (acid glass) dan HPL warna abu-abu sedangkan permukaan meja kerja dilapisi oleh bahan solid surface warna hitam. Bentuk kotak-kotak pada lemari dapur dipadu dengan garis-garis pada handel daun pintu lemari dan teralis jendela yang terbuat dari besi. Selanjutnya di desain tata pencahayaan (lighting) baik berupa lampu jenis downlight maupun pencahayaan tidak langsung pada langit-langit gantung untuk menciptakan suasana yang nyaman baik pada ruangan maupun pada fasada di malam hari. Arsitek merasa puas karena telah berhasil menciptakan hunian di lahan yang relatif sempit sesuai dengan keinginan pemilik. Fotografer : Ahkamul Hakim Lokasi : Rumah tinggal di Bintaro Arsitek : Hanny dan rekan Interior : Pemilik rumah dan arsitek |
2 komentar:
menarik membaca tentang rumah, apalagi sedang rehab rumah di Curup
salam kenal
salam kenal juga,saran dari kami rumahnya harus tahan gempa
Posting Komentar